Masterplan yang Tepat, Solusi Terbaik Mencegah Banjir di Pekanbaru

Selasa, 17 Juli 2018

TRANSMEDIARIAU.COM, Pengamat Perkotaan, Mardianto Manan menilai permasalahan banjir di Pekanbaru sebenarnya tidak sesulit seperti yang dikatakan Pemerintah Kota Pekanbaru. Solusinya adalah hanya dengan membuat masterplan yang tepat. "Solusinya gampang, buat masterplannya, tapi harus terkoneksi antara satu dengan yang lainnya, drainase satu dengan drainase lainnya, antara hulu dengan hilirnya," kata Mardianto, Senin (16/7/2018). Ia menambahkan, sebenarnya yang terjadi di kota Pekanbaru bukanlah banjir akan tetapi air yang tergenang. "Tidak ada Pekanbaru banjir, yang banjir itu di Taluk Kuantan, Kampar, Rokan Hulu, di daerah-daerah pangkalan itu banjir namanya. Kalau dikatakan banjir di Tobek Godang di Pekanbaru yang jelas konturnya lebih tinggi dari jalan Nangka (Tuanku Tambusai) dan Sudirman. Tentunya di jalan Nangka sudah tenggelam. Itu bukan banjir karena banjir itu cenderung datar. Nah itu namanya air yang tergenang, manajemen tata kelola banjir tak selesai oleh Pemko Pekanbaru," jelas Mardianto. Pria asal Kuansing yang merupakan dosen UIR ini menambahkan, solusi dalam menyelesaikan persoalan klasik di Pekanbaru ini adalah dengan membuat masterplan yang tepat dan tertata kelola yang tampak hulu dan hilir, kemana arah mata panah air, air mengalir dari arah mana ke arah mana. "Contohnya jika saya buat rumah di Panam airnya mengalir ke mana, kalau ke Sungai Air Hitam mulai dari rumah saya tidak boleh terputus, apabila terputus sedikit pasti akan tergenang airnya," tegasnya lagi. Kemudian, setelah jadi masterplan tersebut, semua pembangunan terkait drainase berkompaskan pada masterplan tersebut. "Kalau saya menyarankan masterplan tersebut mulai dari hilir dahulu, mulai dari bibir sungai Siak itu kita tarik ke sungai Sail, kemudian bergerak ke sungai-sungai kecil seperti Air Hitam sebagai drainase penghubung antara rumah dengan sungai Siak itu didalamkan, keluarkan biaya, buat pedalaman seperti Jakarta misalnya," ujarnya Selanjutnya, ia mengatakan harusnya walikota membuat prioritas masterplan drainase dimulai dari satu kilometer ke kilometer lainnya. "Hari ini buat sekilometer dulu misalnya, mulai dari bibir Sungai Siak sampai ke Sail sampai ke Kulim, kemudian digali lagi pakai eksavator ke Harapan Raya misalnya. Sehingga parit-parit yang kecil tersebut terjun bebas ke Sungai Siak, kan bisa selesai itu nantinya," cakapnya lagi. Lebih lanjut, ia mengatakan jika solusi tersebut terkendala anggara, kenapa proyek perkantoran bisa selesai dilakukan. "Gampang, enggak sulit. Lalu bagaimana anggarannya? Loh memindahkan kantor walikota ke Tenayan ada anggaran kok, kenapa untuk solusi banjir gak bisa? Harusnya bisa,"tukasnya.***   Sumber : Cakaplah.com Editor : ucuirul