Relawan Jokowi Cium Pola Politik Ini, dalam Kasus Ratna Sarumpaet

Jumat, 05 Oktober 2018

TRANSMEDIARIAU.COM, Dugaan penganiayaan menimpa aktivis senior Ratna Sarumpaet membuat kegaduhan tersendiri. Namun belakangan, Ratna mengaku dia berbohong soal kondisinya. Mukanya lebam-lebam bukan akibat penganiayaan, melainkan akibat operasi sedot lemak. Dewan Pimpinan Pusat Posko Relawan Rakyat (DPP Pos Raya) menduga ada strategi khusus untuk menjatuhkan pihak lawan alias “drama playing victim" yang tengah dilakoni oleh Juru Kampanye Nasional pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Salahuddin Uno. Hal itu terkait permintaan maaf aktivis yang juga mantan Juru Kampanye Nasional (Jurkamnas) Prabowo-Sandi, Ratna Sarumpaet atas kebohongan perihal kasus pengeroyokan yang dihembuskannya. Ketua Umum DPP Pos Raya, Ferdi Semaun mengaku mengecam keras jika "drama playing victim" itu benar-benar dilakukan. Terlebih bangsa ini tengah berduka atas bencana gempa di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) dan beberapa daerah di Sulawesi Tengah. Jika benar itu terjadi, dia menilai hal tersebut sebagai kejahatan kemanusiaan. "Drama playing victim Jurkam Prabowo adalah kejahatan kemanusiaan," tekan Ferdi dalam konferensi pers di Jalan Dempo Nomor 26, Menteng, Kamis (4/10). Lagi-lagi, jika drama playing victim itu benar adanya, diyakini dia tujuannya hanya satu. Yakni agar korban gempa tidak ditangani dengan baik sehingga mudah digoreng untuk menciptakan instabilitas dan menjatuhkan wibawa pemerintah dan institusi negara lainnya. Lebih lanjut Ferdi menegaskan, drama semacam itu bukanlah teater monolog dengan pemeran tunggal Ratna Sarumpaet. Diduganya pasti ada banyak orang yang terlibat dalam drama tersebut dengan peran yang berbeda-beda. Yaitu, tambahnya, ada orang yang berperan sebagai korban pengeroyokan, ada juga yang bertugas untuk mendistribusikan foto korban melalui media sosial, ada pula yang berperan mengagitasi dan memprovokasi masyarakat. Tak hanya itu, diduganya pula ada orang yang ditugaskan untuk menyuarakan pernyataan-pernyatan yang mendelegitimasi Jokowi dan institusi negara lainnya. "Ada yang berperan sebagai superman, sosok yang dipersepsikan sebagai orang yang paling dibutuhkan untuk mengatasi kekacauan yang ada. Yang mirisnya, semuanya itu melibatkan Prabowo dan tim pemenangannya," pungkas Ferdi.***   Sumber: rmol.co