TRANSMEDIARIAU.COM, SF (15 tahun), warga Kelurahan 35 Ilir Kecamatan IB II, Kota Palembang, ditemukan keluarganya dalam keadaan trauma. Ia sebelumnya dikabarkan menghilang dari rumah satu pekan lalu tepatnya pada Minggu (7/10/2018). Orangtuanya juga telah melaporkan ke Polresta Palembang, pada Selasa (9/10/2018). Kepulangan SF ke rumah membuat bahagia keluarga yang telah khawatir menanti kabar darinya. Namun berdasarkan informasi SF yang merupakan seorang pelajar ini membawa luka yang tak bisa diterima sang keluarga. Hilangnya SF dari rumah ternyata bukan kehendaknya sendiri. Ia sudah menjadi korban penyekapan dan rudapaksa yang dilakukan AN (50). Menurut cerita ayah korban, IK (47 tahun), jika peristiwa itu terjadi bermula saat keseharian SF terus diikuti oleh AN. AN berkenalan dengan SF, lalu dengan bujuk rayunya AN ingin memberikan uang dan membelikan Handphone. Setelah saling mengenal tepatnya pada Minggu (7/10) sekitar pukul 15.30, AN pun mengajak SF bertemu di sebuah Alfamart yang tak jauh dari rumah korban. "Itulah awalnya pak, anak diajak bertemu oleh pelaku dan setelah bertemu pelaku menyuruh anak saya untuk keluar jam 2, malam. Jika tidak mau pelaku mengancam anak saya akan dibunuh," Ungkapnya ketika ditemui Polresta Palembang, Minggu (14/10/2018). Karena, takut SF pun menuruti kata pelaku. Dan saat keluarganya sedang tertidur lelap, dari pintu belakang SF pun keluar dari rumahnya. Sedangkan AN sudah menunggu di depan Lorong. SF kemudian di bawa ke sebuah kos-kosan di kawasan Simpang 4 Lampu Merah Soekarno Hatta. "Jadi pelaku ini yang memang memaksa anak saya untuk meninggalkan rumah pak. Pelaku juga mengimng -imingi anak saya akan diberi uang dan dibelikan Handphone jika menuruti kemauannya," katanya lagi. Menurut keterangan SF, sesampai di kosan pelaku korban pun dipaksa untuk berhubungan intim layaknya pasangan suami istri. "Dari cerita anak saya pelaku ini sudah meniduri anak saya sebanyak 5 kali pak, setiap malam. Pelaku ini menyekap anaknya dari luar, jika pelaku hendak keluar rumah." "Dan kata anak saya, bukan dirinya saja yang menjadi korban itu, anak-anak lain juga sebanyak 5 orang," ungkapnya. SF memberanikan diri untuk kabur dari tempat tersebut dan berhasil setelah pelaku AN hendak beli makanan keluar dari kosannya, Jumat (12/10/2018), sekitar pukul 17.30. Lalu SF berpura-pura hendak membeli minum keluar, dan berjanji pulang kembali namun merasa sudah menjadi korban penyekapan dan rudapaksa, SF langsung kabur. Dengan berjalan kaki kurang lebih 45 Menit, SF mencari rumah keluarganya yang tak tahu jauh dari kosan pelaku di kawasan Macan lindungan. "Ketemunya pak, pas keluarga saya telepon yaitu Nenek Fatimah, yang mengatakan anak saya SF ada dirumahnya, SF terlihat seperti ketakutan. Saat itu kami pun langsung menjemput SF," ujarnya. IK berharap dengan adanya laporan ini, pelaku bisa ditangkap. "Tangkap pak pelaku nya. Biar dia dihukum seberat beratnya. Ini penyakit, pelaku sudah menjadikan korba anak-anak kecil, harapnya. Sementara Kasat Reskrim Polresta Palembang, Kompol Yo Edi Winara dan Wakasat Reskrim AKP Ginajar melalu Kasubag Humas, AKP Andi Haryadi membenarkan laporan korban atas Laporan kehilangan anak. "Terkait laporan baru tentu akan ditindaklanjuti. Hingga kini masih berkoordinasi dengan unit perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Palembang," tutupnya. Sumber: tribunnews.com