TRANSMEDIARIAU.COM, Gerakan 212 terbentuk ketika Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyinggung surat Al-Maidah 51. Saat ini, alumni gerakan 212 masih eksis.
Banyak para alumni gerakan 212 membuat perkumpulan. Bahkan ada yang melakukan manuver politik. Berikut ulasannya:
1. Alumni 212 dukung Prabowo Subianto
prabowo dan sandi di rspad. ©2018 /hari ariyanti
Persaudaraan alumni (PA) 212 menyatakan dukungan terhadap Prabowo Subianto pada Pilpres 2019. Bahkan beberapa perwakilan PA 212 telah masuk timses capres-cawapres Prabowo-Sandi.
Perwakilan itu di antaranya KH Abdul Rosyid, Muhammad Al Khaththath, dan Yusuf Martak. Posisi mereka di timses telah ditetapkan. "Nanti mereka akan menempati posisi yang telah kita tetapkan. Tidak ada posisi khusus. Banyak juga yang akan menjadi jurkamnas. Sehingga mereka bisa maksimal untuk mewartakan atau apa yang perlu disampaikan terkait program Prabowo-Sandi," kata Sekjen PAN, Eddy Soeparno beberapa waktu lalu.
2. Dukung Jokowi-Ma'ruf
eks 212 dukung jokowi-maruf amin. ©Liputan6.com/JohanTallo
Selain dukung Prabowo, ada juga yang mendukung Jokowi. Aktivis aksi bela Islam 212 mendeklarasikan dukungan kepada pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Mereka membentuk kelompok relawan dengan nama eks 212 kawal KH Ma'ruf Amin. Salah satu agenda yang mereka bawa adalah memperjuangkan kepulangan pimpinan FPI Rizieq Syihab dari Arab Saudi.
"Jadi agenda ini termasuk di dalamnya adalah kita akan memperjuangkan dalam hal ini Rizieq Syihab untuk kembali ke Indonesia dengan aman nyaman dan damai dan tentu koridor hukum," kata Koordinator Eks 212, Razman Arief Nasution di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/10).
3. Bikin partai politik
Deklarasi Partai 212. ©youtube.com
Yang pernah ramai adalah salah satu manuver politik dari alumni 212 membuat partai politik. Waktu itu diberi nama Partai Syariah 212. Tujuh orang menjadi deklarator adalah Siti Asmah Ratu Agung, Ma'ruf Halimuddin, Agung Suyono, Sidiq Waluyo, Ruli Munandzir, Andi Darmawati dan Hafidz. Mereka berharap partai ini bisa menjadi wadah baru bagi umat Islam. Namun, pembuatan partai itu sepertinya tak serius karena tak jadi ikut menjadi peserta pemilu.
"Basis massanya umat Islam semuanya. Hal yang mengikat, tentu saja ya ikhlasnya. Ikhlas dalam berjihad ekonomi, jihad politik. Saya optimistis ini akan cepat sekali," ujar Siti waktu itu.***
Sumber: merdeka.com