TRANSMEDIARIAU.COM, Calon presiden nomor 02 Prabowo Subianto menyatakan dirinya tak akan mencari kekayaan dari kekuasaan bila nanti dipercaya rakyat menjadi presiden 2019-2024. Prabowo bakal maju bersama Sandiaga Uno selaku wakil presiden pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019. "Di hadapan para ulama besar, di hadapan tokoh alim ulama, di hadapan santri-santri semua, saya bersaksi bahwa saya tidak ada niat untuk mencari kekayaan pribadi dari kekuasaan," kata Prabowo saat memberikan sambutan dalam acara Hari Santri Nasional dan Milad Front Santri Indonesia ke-1, di Masjid Amaliyah, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Senin malam (22/10). Prabowo mengatakan sejak remaja dirinya sudah mengabdikan jiwa dan raganya untuk rakyat serta bangsa Indonesia. Ketua Umum Partai Gerindra itu adalah pensiunan militer, dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal (Letjen) alias bintang tiga. "Dari sejak saya remaja, saya sudah mengabdikan jiwa dan raga saya untuk rakyat dan bangsa Indonesia," ujar mantan Danjen Kopassus itu, yang diikuti takbir jamaah. Prabowo mengaku memutuskan maju kembali dalam pesta demokrasi lima tahunan kali ini lantaran melihat tak ada perubahan berarti. Dia menyebut kondisi yang tak berubah ini membuat kekayaan Indonesia hanya dinikmati segelintir orang. Menurut Prabowo, bukan hanya dirinya yang menyebut demikian, lembaga dunia hingga sejumlah ahli pun menyatakan yang menikmati kekayaan bangsa Indonesia hanya dinikmati kurang 1 persen dari jumlah seluruh penduduk. Namun yang lebih menyedihkan, kata Prabowo, kekayaan alam Indonesia yang berlimpah terus dieksploitasi dan hasilnya justru mengalir keluar negeri. Prabowo menyatakan tak ada yang tersisa bagi rakyat Indonesia, kecuali upah murah. "Jadi saudara-sudara sekalian, itu yang menyebabkan, itu yang mendorong, bahwa saya masih ingin berjuang, masih ingin menawarkan diri saya, untuk menjadi alat bagi rakyat Indonesia," kata dia. Prabowo menambahkan sebagai negara dengan sistem demokrasi, kekuasaan sepenuhnya ada di tangan rakyat. Untuk itu, menurut dia, rakyat yang bakal menentukan siapa yang pantas untuk memimpin negara ini selanjutnya. "Dengan hak dan kekuasaan yang sama, satu orang satu suara. Pada saat itu rakyat Indonesia, bisa menentukan arah negara ini," pungkasnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan Indonesia terus menunjukkan tren penurunan. Per Maret 2018, tingkat kemiskinan Indonesia tercatat sebesar 9,82 persen dari total penduduk. Sementara, upah minimum provinsi (UMP) dalam beberapa tahun terakhir sebenarnya mencatatkan kenaikan di kisaran 8-11 persen. Pada 2016 misalnya, rata-rata kenaikan UMP mencapai 11,5 persen, kemudian 2017 sebesar 8,25 persen, 2018 sebesar 8,71 persen, dan 2019 rencananya sebesar 8,03 persen. Kenaikan ini lebih tinggi dari tingkat kenaikan harga yang dalam lima taun terakhir berada dikisaran 3-4 persen.*** Sumber: CNN Indonesia