SEJARAH BANSER, Barisan Pemuda NU Pembela Bangsa

Jumat, 26 Oktober 2018

TRANSMEDIARIAU.COM, Sayap Nahdlatul Ulama (NU), Barisan Ansor Serbaguna (Banser) mendapatkan sorotan keras pada awal pekan ini. Pasalnya, beberapa anggota Banser di Limbangan, Garut kedapatan membakar bendera hitam berkalimat tauhid yang kerap dikibar-kibarkan simpatisan atau massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Namun, GP Ansor- yang membawahi Banser--menyatakan yang dilakukan adalah upaya menjaga NKRI. Pasalnya, HTI telah ditetapkan terlarang akibat ingin mengganti konsensus nasional dengan ideologi khilafah. "Selama ini selalu kita lihat Banser ini menjaga dari oknum yang berusaha menggantikan ideologi NKRI dan menjaga ulama kami," kata Ketua Umum PP GP Ansor, Yaqut Cholil Youmas, 24 Oktober 2018. Banser merupakan badan otonom (Banom) di bawah GP Ansor. GP Ansor berawal dari organisasi Syubbanul Wathan (Pemuda Tanah Air) yang berdiri pada 1924. Mengutip dari situs NU Online, wadah itu dibangun KH Abdul Wahab bersama para pendukungnya. Organisasi itulah yang kemudian menjadi GP Ansor sekarang. Sebelumnya, organisasi itu sempat dinamai Persatuan Pemuda NU (PPNU), Pemuda NU (PNU), dan Anshoru Nahdlatul Oelama (ANO). ANO sendiri baru diterima sebagai bagian pemuda NU setelah mukatamar ke-9, 24 April 1934. Sementara itu Banser--yang dulu dinamai Banoe (Barisan Ansor Nahdlatul Oelama)--tumbuh berawal dari ANO Cabang Malang. Banser lalu muncul ke permukaan nasional setelah Kongres II ANO pada 1937 silam. Organisasi Banser memiliki beberapa satuan lainnya yang bergerak di berbagai bidang pengamanan ddan kemasyarakatan. Setiap satuan memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing. Salah satunya adalah Datasemen Khusus 99 Asmaul Husna (Densus 99) yang bertugas mengamankan berbagai program keagamaan dan sosial kemasyarakat. Densus 99 akan mengumpulkan dan menganalisis informasi untuk mencegah terjadinya ketidaknyamanan dalam berbagai program. Selanjutnya ada Satuan Banser Tanggap Bencana (Bagana) yang memiliki spesifikasi tugas terhadap program penggulangan bencana. Selain itu satuin ini juga memiliki tugas membina personelnya. Satuan Khusus Barisan Ansor Serbaguna Penaggulangan Kebakaran (Balakar), memiliki tugas dan fungsi menangani bencana kebakaran dan membina personelnya. Selain itu, ada juga Satuan Khusus Banser Lalu Lintas (Balantas) yang bertugas menjaga keamanaan dan kelancaran lalu lintas, Barisan Ansor Serbaguna Husada yang bertugas mengadakan bantuan kemanusiaan di bidang kesehatan, Banser Protokoler (Banser Protokoler) yang bertugas di bidang manajemen acara, dan Barisan Ansor Serbaguna Maritim (Baritim) yang bertugas dalam bidang pengamanan, pemeliharaan, pelestarian, dan konservasi wilayah Maritim NKRI. Gus Yaqut-sapaan sang Ketum-mengatakan saat ini di seluruh wilayah Indonesia anggota GP Ansor telah mencapai sekitar 4,7 juta orang. "Baru 4,7 juta dan akan terus bertambah," ujar Yaqut saat diwawancara di Kantor PP GP Ansor, Jakarta Pusat, Rabu (24/10). Dia pun menegaskan, GP Ansor begitupun Banser akan tetap mendukung dan menjaga konsensus nasional yang terdiri atas NKRI, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, dan UUD 1945. "Ansor tidak akan pernah berhenti untuk menjaga Indonesia dari semua gerakan yang mengancam persatuan dan keberagaman Indonesia. Memecah belah umat beragama, merongrong NKRI, dan gerakan yang ingin menegakkan khilafah," tegas Yaqut saat ditemui di Semarang, 6 Desember 2017 silam. Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini mengatakan bahwa Barisan Ansor Serbaguna (Banser) NU memiliki kontribusi yang besar dalam sejarah Indonesia. Menurut dia, aspirasi bubarkan Banser tergolong mengada-ada. "Banser ikut mendirikan republik ini. Kalau Banser enggak ikut berjuang, enggak ada republik ini. Banser ini sahamnya besar bagi negara. Banser ini komisaris bangsa," ucap Helmy di kantor PBNU, Jakarta, Rabu (24/10). Helmy menjelaskan bahwa Banser ikut berjuang mengusir penjajah dari tanah Indonesia di masa silam. Selain itu, Banser juga turut memberantas paham komunis pada 1965-1966 silam.***   Sumber: cnnindonesia