
TRANSMEDIARIAU.COM, Ketua Bawaslu Riau, Rusidi Rusdan, mengungkapkan bahwa setidaknya ada 3 titik 'penyakit demokrasi' yang menjadi fokus Bawaslu dalam pengawasan Pemilu 2019. Ketiga hal tersebut adalah, money politic (politik uang), netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN), serta ujaran kebencian. "Money politic sangat merusak demokrasi. Bawaslu mencoba untuk mengulang kesuksesan pada pemilihan gubernur Riau yang hanya ada 3 kasus money politic. Dimana satu kasus tidak dilanjutkan karena kurangnya bukti, dan dua masuk pengadilan. Dari 2 kasus money politic, satu vonis bebas dan satu lagi ditahan. Mari kita jadikan money politic sebagai musuh bersama," papar Rusidi. Selanjutnya, untuk netralitas ASN, 11 kepala daerah yang yang mendukung salah satu calon presiden sengaja di blow up agar menjadi contoh. "Karena kepala pemerintahan menjadi contoh seluruh ASN agar terjaga netralitasnya. Untuk itu kita ingin agar transparan terhadap pengawasan ini," cakapnya lagi. Sementara untuk ujaran kebencian, penyebaran hoax dan SARA, kata Rusidi, Bawaslu sangat concern di Riau. Karena Riau menjadi salah satu titik rawan terjadinya ujaran kebencian, penyebaran berita hoax dan SARA. "Kita sampai mengingatkan kepada Bawaslu Kabupaten atau kota harus ada tim penangkal ujaran kebencian, karena hal ini sangat serius," tukasnya. Sumber: cakaplah.com