
TRANSMEDIARIAU.COM - Mahasiswa yang tergabung dalam Badan eksekutif mahasiswa (BEM) Nusantara adu fisik dengan aparat kepolisian ketika ingin memasuki kantor DPRD Riau. Selasa 21 Mei 2019. Aksi ini dilakukan mahasiswa tidak lain untuk menolak rezim Jokowi yang dinilai tumpang tindih mulai dari Pelanggaran HAM di Indonesia, Ketidakstabilan Ekonomi Rakyat , dan hukum yang tumpul keatas tajam ke bawah. "maka dari itu pada hari ini kami menuntut kepada pemerintah sekarang maupun yang akan terpilih di kontestasi politik 2019 untuk menyelesaikan permasalahan ini, " kata Hengky Primana Presiden Mahasiswa UIR Koordinator Pusat BEM Nusantara Menurut Hengky, kegelisahan ini terus timbul karena keluh kesah masyarakat yang hidup di Negeri kaya tetapi rakyat nya masih sengsara dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia belum bisa di capai. "Untuk kami mengajak seluruh Mahasiswa diseluruh Nusantara ikut turun kejalan berjuang bersama memperjuangkan hak Rakyat Indonesia pada, " terangnya. Aksi demo ini dimulai pukul 15.00 wib yang langsung dikawal aparat kepolisian dan Satpol PP. Aksi baku hantam ini terjadi ketika mahasiswa tidak diperbolehkan masuk ke dalam kantor DPRD Riau. Alhasil situasi semakin memanas sehingga saling pukul hingga melemparkan batu, kayu antara polisi dan mahasiswa terjadi. Mobil watercanon yang sudah disiapkan oleh aparat kepolisian langsung diterjunkan untuk menyemprotkan air agar massa bisa membubarkan diri alhasil massa langsung berhamburan. Hingga berita ini diturunkan aksi ini masih berlangsung dari pihak DPRD Riau belum ada yang menemui. Berikut diantara tuntutan mahasiswa di depan kantor DPRD Riau. 1. Usut tuntas kematian 4 aktivis Trisakti pada masa orde Baru diantaranya Munir, hingga Novel Baswedan, dan stop kriminalisasi mahasiswa 2. stabilisasikan perekonomian bangsa seperti stabilkan harga pertanian dan kebuh (Sawit, karet, kelapa, Gambir). Sumber: Riau24.com | Editor : bbc