Mahasiswa Duduki Gedung Rektor UIN Suska Riau,Ini Tuntutannya

Rabu, 26 Juni 2019

TRANSMEDIARIAU.COM - Mahasiswa UIN Suska Riau yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa UIN Suska menduduki gedung rektorat UIN Suska pada Rabu (26/06/19) siang. Sebelumnya massa aksi melakukan titik kumpul di gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM), kemudian dilanjutkan dengan swipping dari tiap fakultas ke fakultas untuk menarik massa. Hingga tiba di titik aksi di gedung rektorat UIN Suska sebelum masuk waktu Dzuhur. Awalnya massa aksi mendapat perlawanan dari pihak security kampus yang mencoba memborgol pintu masuk gedung rektorat, namun massa aksi berhasil masuk setelah adanya adu mulut tanpa merusak fasilitas apapun. Setelah menduduki gedung rektorat, massa aksi melaksanakan sholat Dzuhur berjama'ah. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan surat Yasin dan aksi teatrikal sholat jenazah pertanda kampus UIN Suska sedang tidak baik-baik saja. Dalam orasinya, Aliansi Mahasiswa UIN Suska mempertanyakan sikap rektor UIN Suska yang selalu mengeluarkan kebijakan-kebijakan tidak pro mahasiswa dan terkesan otoriter. Sebelumnya, pada Senin (24/06/19) Aliansi Mahasiswa UIN Suska telah melayangkan surat hearing ke rektorat untuk temu ramah dan berdiskusi bersama. Namun surat hearing tersebut ditolak secara mentah oleh pihak rektorat dengan dalih rektor sedang tidak berada di Pekanbaru. Padahal tujuan surat hearing yang ditandatangani seluruh pimpinan Organisasi Mahasiswa (Ormawa) seperti Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) fakultas se-lingkungan UIN Suska menanggapi atas apa yang dikeluarkan rektor tentang regulasi pemilihan ketua lembaga mahasiswa. Yang salah satu isinya bermuat bahwa pemilihan ketua lembaga mahasiswa se-lingkungan UIN Suska mutlak diputuskan oleh keputusan rektor. Aliansi Mahasiswa UIN Suska kian gerah atas sikap rektor yang tak pernah mau bertatap muka dengan mahasiswanya sendiri. Terlebih lagi banyaknya kebijakan-kebijakan lama yang masih belum terselesaikan dan belum mendapat pernyataan langsung. Kebijakan-kebijakan seperti adanya fakta Integritas yang menuntut mahasiswa harus bersikap monoloyalitas ke pimpinan, tentu menciderai ruang gerak dan daya kritis mahasiswa. Pemilihan ketua Ormawa yang diputuskan oleh rektor juga telah melanggar peraturan Pendis, yang seharusnya segala bentuk pemilihan ketua lembaga atau Ormawa dipilih oleh mahasiswa itu sendiri. Namun hadirnya kebijakan tersebut seolah merenggut budaya demokrasi mahasiswa di kampus UIN Suska. Bukankah kampus merupakan miniaturnya negara. Dalam aksi pada Rabu (26/06/19), Aliansi Mahasiswa UIN Suska Riau melakukan Konferensi Pers dengan membacakan beberapa tuntutan di antaranya : 1.Kembalikan budaya demokrasi mahasiswa UIN Suska 2.Tuntaskan persoalan UKT yang kian mencekik mahasiswa 3.Hapuskan Pakta Integritas sebagai syarat pengurus Ormawa 4.Meminta layanan perpustakaan fakultas diaktifkan kembali 5.Mengeluarkan SK kepengurusan sesuai masa bakti satu tahun sebagaimana yang tertuang dalam PENDIS 6.Meminta transparansi anggaran mahasiswa 7.Meningkatkan fasilitas kampus khususnya keamanan dan pembangunan fasilitas olahraga (sepakbola). 8.Menyelesaikan pembangunan masjid UIN Suska 9.Kembalikan izin kegiatan malam khususnya di civitas Ormawa Selain pembacaan tuntutan tersebut para mahasiswa menuntut untuk bertemu rektor Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin namunĀ  Faktanya rektor UIN Suska takkunjung hadir. Oleh karena itu,Kamis (27/06/19) para mahasiswa akan kembali dengan membawa massa aksi yang lebih banyak.(ands)