TRANSMEDIARIAU.COM - telah menghubungi Head of Corporate Secretary ATB (Adya Tirta Batam), Maria Jacob, beberapa kali untuk meminta tanggapannya apakah limbah cair Kepri mall tersebut tidak berdampak negatif terhadap air yang dikelola oleh ATB,Namun, hingga kini Maria hanya bisa diam seribu bahasa. Padahal baru-baru ini ATB telah berkoar di banyak media soal krisis air di kota Batam,terutama yang paling terparah adalah waduk Duriangkang yang telah dicemari limbah cair Kepri mall. Mengutip dari media Batampos.co,id menurut Maria kondisi Dam Duriangkang semakin mengkhawatirkan tandasnya, tingkat elevasi air dari dam yang menopang 70 persen kebutuhan air masyarakat Batam itu telah berada di angka -2,95 meter di bawah ambang batas atau spillway, diakhir Februari kemarin. Kondisi ini, terangnya merupakan kondisi terburuk selama dam tersebut beroperasi di Batam“Dam Duriangkang yang paling parah,” ujar Maria, kepada media itu, pada Sabtu (29/2/2020). Namun, terkait limbah b3 Kepri mall, entah kenapa ATB jadi bungkam tanpa bisa berkomentar sepatah katapun. Sebelumnya diberitakan, aktivis dari LSM Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI) Kepulauan Riau, Paul bersama beberapa awak media menemukan limbah cair Kepri mall dibuang ke waduk Duriangkang, limbah tersebut tanpa ada proses standar Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pengakuan Chief Engenering atau yang bertanggungjawab soal limbah Kepri mall mengaku bahwa memang pengolahan limbah mereka tanpa IPAL, beliau mengatakan pengolahan limbah sudah tertanam di lantai bawah sejak awal Kepri mall dibangun, limbah tersebut disimpan dibawah seperti Septic Tank setelah itu dialirkan keluar tanpa proses penyaringan. “Sebenarnya kemarin, sudah ada yang menawarkan untuk pengolahan limbah Mall ini, tapi karena ada pengerjaan pelebaran jalan, hal itu ditunda,”pungkasnya kepada awak media, Selasa (3/2) lalu,(jul\adry)