Penurunan Stunting di Kecamatan Diharapkan Fokus pada Desa Lokus
A. Faktor Determinan yang Memerlukan Perhatian di Kabupaten Indragiri Hilir
Masih ada beberapa faktor determinan yang menjadi kendala dalam perbaikan status gizi balita (stunting) di Kabupaten Indragiri Hilir, yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut.
B. Perilaku Kunci Rumah Tangga 1.000 HPK yang Masih Bermasalah
Tim pencegahan dan penanggulangan stunting terintegrasi Kabupaten Indragiri Hilir, bekerja sama dengan Puskesmas, telah melakukan monitoring dan analisis masalah yang terjadi di Desa/Kelurahan. Hasil monitoring ini menunjukkan bahwa masih ada kebutuhan intervensi dan pembinaan, antara lain:
1. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal kepada ibu hamil dengan KEK (Kurang Energi Kronis) dan anemia, serta bayi dan balita yang mengalami gizi kurang dan gizi buruk.
2. Pemberian nutrisi tambahan melalui inovasi GSH, seperti pemberian susu Infantrini untuk bayi dan NutriniDrink untuk balita.
3. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tingkat rumah tangga.
4. Kerja sama lintas sektor dan lintas program untuk mendukung penanggulangan stunting.
Intervensi tersebut telah menunjukkan hasil positif, dengan terjadinya penurunan kasus stunting, gizi kurang, gizi buruk, serta Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada ibu hamil dengan KEK dan anemia.
C. Kelompok Sasaran yang Berisiko di Kabupaten Indragiri Hilir
Kelompok berisiko yang perlu mendapatkan perhatian khusus antara lain remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, bayi, dan anak usia di bawah dua tahun (Baduta). Persiapan remaja putri menjadi calon pengantin pada usia ideal sangat penting, agar mereka bisa menjadi ibu hamil yang sehat, berperilaku sehat, serta melahirkan bayi yang sehat dan cerdas. Bayi yang lahir juga berhak mendapatkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), ASI eksklusif, serta pemberian makanan yang sesuai dengan kebutuhan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak yang optimal.
Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir sangat mengharapkan dukungan dari berbagai sektor dalam menangani dan mencegah peningkatan kasus stunting di balita. Melalui konvergensi pencegahan dan penanggulangan stunting yang terintegrasi, diharapkan Pemerintah Desa/Kelurahan dapat meningkatkan kerja sama dan partisipasi aktif untuk mencapai tujuan ini.