Inhil dalam Krisis Kelapa: Seruan Pemuda untuk Pemerintah dan Perusahaan

Ahad, 02 Februari 2025

INHIL, TRANSMEDIARIAU.COM - Kabupaten Indragiri Hilir, yang dikenal sebagai penghasil kelapa terbesar di Indonesia, kini tengah menghadapi krisis besar yang penuh ironi. Meski harga kelapa di pasaran meningkat, namun Produksi kelapa justru berkurang drastis akibat kerusakan kebun yang disebabkan oleh air laut, cuaca buruk, hama, dan penyakit. Dampaknya tak hanya dirasakan oleh petani, tetapi juga industri besar seperti PT. Pulau Sambu, yang terpaksa mengurangi jumlah karyawan akibat kesulitan mendapatkan bahan baku.

Sebagai anak petani yang lahir dan besar di Kateman, sejumlah pemuda yang tergabung dalam FORUM PEMUDA PEDULI PETANI KELAPA KEC. KATEMAN (FPPPK) yaitu Fitrawir Armadani, Ishak Mastar, Riko, dan Satria berharap situasi ini segera mendapatkan perhatian dan penanganan serius.

"Kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi PT. Pulau Sambu yang selama 57 tahun telah menjadi tumpuan ekonomi masyarakat Kateman. Namun, perusahaan yang mengandalkan hasil perkebunan kelapa masyarakat tidak boleh hanya peduli ketika bahan baku melimpah," ujar Fitrawir Armadani. Ia menekankan pentingnya perusahaan untuk berperan aktif melalui program CSR dengan memberikan bantuan berupa tanggul, pupuk, pestisida, dan pelatihan untuk meningkatkan produktivitas kebun. "Jika perusahaan tidak bertindak sekarang, apakah masa depan kelapa Kateman masih ada?" tegasnya.

Ishak Mastar juga menyoroti kurangnya keseriusan pemerintah daerah dalam mendukung petani. Menurutnya, kebijakan yang ada sering kali hanya sebatas wacana tanpa implementasi yang jelas di lapangan. "Petani tidak membutuhkan seminar atau janji, mereka butuh subsidi pupuk dan akses mudah terhadap modal usaha. Pemerintah seharusnya berada di garis depan untuk menyelamatkan kelapa Kateman. Apakah mereka ingin mempertahankan predikat Indragiri Hilir sebagai penghasil kelapa terbesar, atau membiarkannya menjadi cerita masa lalu?" ujarnya dengan penuh harap.

Satria, di sisi lain, menekankan pentingnya diversifikasi produk kelapa sebagai solusi jangka panjang. Produk seperti minyak kelapa, gula kelapa, dan arang tempurung memiliki nilai tambah lebih tinggi dibandingkan kelapa bulat, yang harganya sangat bergantung pada pasar ekspor. "Namun, kenapa pengembangan produk turunan ini masih stagnan?," kritiknya tajam.

FORUM PEMUDA PEDULI PETANI KELAPA KEC. KATEMAN sepakat bahwa perubahan hanya bisa terwujud jika pemerintah dan perusahaan benar-benar bekerja sama dengan serius. Mereka berharap agar pemerintah lebih berkomitmen dalam melaksanakan kebijakan yang berpihak pada petani, termasuk subsidi pupuk dan pembangunan tanggul. Di sisi lain, mereka mendesak PT. Pulau Sambu dan perusahaan lainnya untuk tidak hanya fokus pada keuntungan, tetapi juga melaksanakan tanggung jawab sosial secara konkret.

Indragiri Hilir bukan hanya tanah eksploitasi, tetapi negeri yang penuh harapan. Kelapa adalah warisan berharga yang harus dijaga bersama. Dengan kerja sama semua pihak, Negeri Seribu Parit dapat kembali berjaya sebagai penghasil kelapa dunia, sekaligus membawa kesejahteraan bagi warganya. (***)