
TRANSMEDIARIAU.COM - Sejumlah 7 orang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau telah melaksanakan kegiatan sosialisasi tentang bahaya radikalisme dan tindakan perundungan atau bullying.
Peristiwa ini berlokasi di salah satu panti asuhan al-muzakki di kota pekanbaru sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.Kegiatan ini melibatkan seluruh anak asuh dan pengurus panti untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai ideologi yang menyimpang. Selain itu, mahasiswa juga memberikan materi khusus mengenai dampak negatif perundungan di lingkungan tempat tinggal. Seluruh peserta mengikuti jalannya acara dengan sangat antusias sejak awal hingga berakhirnya sesi diskusi.
Alasan utama mengapa peristiwa ini terjadi adalah karena meningkatnya kerananan anak-anak panti asuhan terhadap paparan paham radikalisme dari media sosial. Mahasiswa menilai bahwa kurangnya pengawasan terhadap akses informasi dapat membuat anak muda mudah terprovokasi oleh konten kekerasan. Selain itu, masalah bullying di dalam panti seringkali dianggap sebagai hal biasa padahal sangat mengganggu mental anak. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memutus rantai kekerasan baik secara ideologi maupun secara fisik dan verbal. Dengan adanya edukasi ini, diharapkan anak asuh memiliki benteng diri yang kuat dalam menghadapi pengaruh negatif.
Proses terjadinya peristiwa ini dimulai dengan pemaparan materi visual mengenai cara mengenali ciri-ciri penyebaran radikalisme di dunia maya. Mahasiswa menjelaskan bagaimana proses rekrutmen kelompok radikal yang seringkali menyasar anak-anak yang sedang mencari jati diri. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan workshop kecil mengenai dampak psikologis dari tindakan bullying antar sesama teman di panti asuhan. Anak-anak diajak untuk saling menuliskan pesan positif dan berjanji untuk saling melindungi satu sama lain. Acara diutup dengan doa bersama dan pemberian bantuan logistik oleh para mahasiswa kepada pihak pengelola panti.
Berita ini memiliki nilai manfaat besar bagi pembaca karena mengingatkan kembali pentingnya penjagaan terhadap generasi muda dari paham ekstrem. Masyarakat dapat lebih waspada terhadap perubahan perilaku anak yang mungkin terpapar radikalisme sejak dini. Selain itu, edukasi mengenai bullying dalam artikel ini memberikan solusi bagaimana menciptakan lingkungan yang harmonis di lembaga sosial. Pembaca diajak untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental anak-anak yang tinggal di fasilitas asrama atau panti. Informasi ini sangat penting untuk mencegah terjadinya tindak kriminalitas di masa depan yang berawal dari kekerasan kecil.
Penting untuk dipahami bahwa tanggung jawab menjaga anak asuh dari radikalisme bukan hanya tugas pengurus panti semata. Peran aktif mahasiswa dan masyarakat luas sangat dibutuhkan untuk memberikan pendampingan yang berkelanjutan dan konsisten. Keterlibatan berbagai pihak dalam memberikan edukasi akan mempersempit ruang gerak oknum yang ingin merusak moral bangsa. Kegiatan di pekanbaru ini diharapkan menjadi pemicu bagi kampus lain untuk melakukan gerakan serupa di berbagai wilayah. Setiap anak berhak tumbuh dalam lingkungan yang aman, damai, dan bebas dari segala bentuk tekanan mental.
Seluruh isi berita dan opini yang termuat dalam tulisan ini adalah sepenuhnya tanggung jawab kami sebagai penulis. Kami menjamin bahwa karya ini adalah hasil pemikiran asli dan bukan merupakan hasil plagiasi atau salin tempel dari media lain. Penulisan ini ditujukan untuk memenuhi tugas akademik sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi literasi masyarakat di riau. Semoga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan membawa perubahan positif bagi kemajuan daerah. Kami berkomitmen untuk terus berkarya dan berbagi ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi khalayak umum.