Pilihan +INDEKS
Mukernas: Penyempurnaan terjemahan Alquran di Indonesia

TRNSMEDIARIAU.COM, Dalam musyawarah kerja nasional (Mukernas) Ulama Alquran 2018 tidak hanya menyepakati tentang revisi penulisan kata dalam Alquran. Mereka juga membahas penyempurnaan terjemahan Alquran.
Penyempurnaan terjemahan Alquran sudah dilakukan berkali-kali. Terjemahan pertama ditetapkan pada tahun 1965. Kemudian mengalami penyempurnaan pertama kali tahun 1990. Itu dilakukan seiring dengan perkembangan kaidah bahasa.
Delapan tahun kemudian, Kementerian Agama kembali melakukan penyempurnaan terjemahan. Proses memakan waktu hingga empat tahun. Antara tahun 1998-2002. Kali ini penyempurnaan bersifat fundamental. Sebab terjadi perubahan format penulisan terjemahan Alquran.
Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Kementerian Agama Mukhlis Hanafi menjelaskan saat itu setiap Alquran terdapat kata pengantar di halaman muka. Lalu tiap terjemahan terdapat banyak sub judul. Terakhir, banyak terdapat catatan kaki sebagai penjelasan dari arti suatu ayat. Pada revisi itu, sekitar 700 catatan kaki dihapus. Tujuannya agar terjemahan terlihat lebih simpel.
Sepanjang tahun 2002 hingga 2015, tidak ada penyempurnaan terjemahan Alquran. Namun, Kementerian Agama mendapat banyak masukan dari banyak masyarakat. Salah satunya datang dari Majelis Mujahidin. Mereka berpendapat banyaknya teroris garis keras lantaran terjemahan Alquran kurang jelas.
Isu ini mulai didengungkan dalam tiap Mukernas Ulama Quran. Hingga menjadi perhatian utama pada Mukernas tahun 2015. Hal ini bersamaan dengan rencana penyempurnaan mushaf standar Indonesia dilakukan untuk pertama kalinya sejak tahun 1984 diterbitkan.
"Tahun 2016 kita bikin timnya, bareng sama tim mushaf. Tapi masing-masing terpisah dan bekerja sendiri-sendiri," kata Mukhlis kepada merdeka.com.
Kementerian Agama menggandeng Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) dalam penyusunan redaksional kata. Sementara dari sisi subtansi, pengartian dan pemaknaan diserahkan pada para pakar tafsir Alquran dan internal Kemenag.
Mukhlis menerangkan ada beberapa mekanisme dalam penyempurnaan terjemahan Alquran. Dimulai dari menjaring masukan dari masyarakat lewat kegiatan konsultasi publik. Koordinasi dilakukan berbagai pihak. Seperti para ulama, perguruan tinggi hingga pesantren. Pada tahap ini ada empat kota rujukan, yaitu Jakarta, Sumatera Barat, Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Penyerapan aspirasi publik juga dilakukan lewat portal konsultasi publik. Lewat portal online ini, masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya tanpa terbatas ruang dan waktu. Berbagai aduan dari masyarakat lalu dipilah dan ditarik kesimpulan.
Tahap selanjutnya adalah penelitian lapangan. Tim penyempurnaan terjemahan Alquran turun ke masyarakat melakukan pemantauan. Sejauh mana terjemahan Alquran digunakan masyarakat.
Setelah menjalani tahapan tersebut, semua akan dibawa ke meja sidang. Dihadiri banyak pakar dalam satu meja. Ada unsur badan bahasa, perguruan tinggi islam, ulama dan internal Kementerian Agama. Semua hadir untuk mendiskusikan penyempurnaan terjemahan Alquran.
Penyempurnaan terjemahan Alquran dari aspek kebahasaan akan membahas seputar pilihan kata dan penyusunan redaksional terjemahan agar mudah dipahami. Hal ini berkaitan dengan aspek subtansi terjemahan. Sebab, ada terjemahan dianggap kurang pas dengan subtansinya.
Contoh revisi terjemahan Alquran yaitu penggunaan kata hubung di awal kalimat. Seperti kata 'yang' serta 'dan'. Penggunaan kedua kata itu di awal kalimat disepakati dihilangkan. Lalu penggunaan kata 'barang siapa' diganti dengan kata 'siapa yang'.
"Itu contoh aspek kebahasaan, kalau makna itu tolak ukurnya tafsir," ungkap Mukhlis.
Konsistensi terjemahan juga menjadi catatan penting. Apalagi banyak kata dalam Alquran yang berulang-ulang. Sehingga perlu disisir kembali. Pada penyempurnaan ketiga, kembali digunakan beberapa cara penulisan yang sempat dihapus. Misalnya terjemahan ayat 'Arrahmanirrahim' semula berarti 'Maha Pengasih, Maha Penyayang' dikembalikan seperti semula dengan menyertakan kata 'lagi'. Sehingga arti dari kata tersebut menjadi 'Maha Pengasih lagi Maha Penyayang'.
Setelah pembentukan tim, kata Mukhlis, hasil penyempurnaan terjemahan dibawa ke meja Mukernas pada September 2018. Dalam mukernas itu banyak terjadi perdebatan membahas terjemahan Alquran. Sebab, tiap pihak memiliki landasan kuat dalam mempertahankan argumentasinya.
"Jadi hasil masukan kemarin akan dibahas lagi di tim. Dipilah mana saja yang bisa diakomodir dan diperbaiki," kata Mukhlis.
Mantan rektor Institut Ilmu Quran (IIQ) Ahsin Sakho Muhammad, yakin masyarakat akan menyambut baik perubahan penulisan kata dan penyempurnaan terjemahan Alquran. Sebab dari kacamatanya, masyarakat Indonesia memiliki kepekaan terhadap hal yang berhubungan dengan kitab suci.
"Saya melihat situasi kejiwaan kita itu bagus sekali, karena orang indonesia masih memiliki kepekaan terhadap dengan hal yang berhubungan dengan kitab suci," kata Ahsin.***
Sumber: merdeka
Berita Lainnya +INDEKS
Bandel! Rumah Biliar di Pekanbaru Masih Beroperasi di Hari ke-6 Ramadan
PEKANBARU, TRANSMEDIARIAU.COM - Di tengah larangan yang telah dikeluarkan oleh K.
Unit Lantas Polsek Singingi Hilir Respon Cepat Atasi Kemacetan di Jalan Lintas Desa Sungai Paku
PEKANBARU, TRANSMEDIARIAU.COM - Unit Lalu Lintas (Lantas) Polsek Singingi Hilir .
Seorang Mahasiswa di Inhu Ditemukan Tewas Gantung Diri
TRANSMEDIARIAU.COM, INHU - Seorang laki-laki ditemu.
Tak Butuh Waktu Lama, Polisi Berhasil Ringkus Pelaku Pembunuhan IRT di Teluk Nayang
ROHIL, TRANSMEDIARIAU.COM - Tak butuh waktu lama dan cukup satu jam saja, .
Kampung Tanjung Dua Peringati Isra' Mi'raj dengan Membaca Hikayat Nabi Muhammad SAW.
TRANSMEDIARIAU.COM, Lingga - Masyarakat Kampung Tanjung Dua desa Selayar Kecamat.
Setelah Tiga Hari, Mahasiswa UIN Suska Pekanbaru yang Tenggelam di Sungai Gansal Akhirnya Ditemukan
TRANSMEDIARIAU.COM, INHU – Setelah tiga hari berj.