Pilihan +INDEKS
Beginilah Penampakan Rumah Anak Kecil yang Sering Minta-minta Hingga Tidur di Lampu Merah Tembilahan
TRANSMEDIARIAU.COM, Bocah kakak adik yang berjumlah empat orang sering terlihat duduk menunggu belas kasihan para pengguna jalan yang melintas di kawasan Lampu Merah Jalan M Boya Tembilahan.
Tidak hanya di kawasan lampu merah tersebut, mereka juga beberapa kali sempat terlihat meminta-minta di depan kediaman dinas Bupati Inhil.
Apa yang dilakukan para bocah tersebut banyak mengundang simpati warga, apalagi mereka sering terlihat tidur di jalanan hingga malam hari.
GoRiau.com pun mencoba menelusuri keseharian para bocah tersebut, Selasa (30/10/2018), ternyata mereka tinggal di sebuah rumah petak yang terletak di Parit 7 Tembilahan.
Di rumah yang terbilang sempit tersebut, tidak terlihat adanya perabotan, harta yang ada hanya sebuah kasur, rak baju dan kompor gas.
Salah seorang anak, Nuri mengatakan, penghasilan mereka dari meminta-minta setiap hari Rp20 hingga Rp30 ribu.
"Untuk jajan, untuk main game di warnet. Tapi sekarang kami sudah tidak ke sana (lampu merah) lagi, karena dilarang", ungkapnya.
Karena sudah tidak meminta-minta di lampu merah lagi, ia mengatakan bersama tiga adiknya saat ini hanya memulung sampah di jalanan.
Ibu dari para bocah tersebut bercerita, dirinya tidak pernah meminta anak-anaknya untuk menjadi pengemis di jalanan. Ia mengatakan, anak-anaknya tersebut melakukan hal tersebut untuk jajan mereka sehari-hari.
"Saya tidak pernah suruh, mereka sendiri aja. Uangnya pun mereka sendiri yang pakai," cerita wanita bernama Nurita tersebut sambil memegang anaknya yang paling bungsu berumur 1 tahun.
Bukannya tidak ingin mencukupi semua kebutuhan anak-anaknya, dikatakan wanita yang juga mengalami kelainan pada jantung tersebut, penghasilan suaminya yang hanya tukang sol sepatu tidak bisa mencukupi kebutuhan semua anak-anaknya yang berjumlah 9 orang.
Bahkan dikatakannya, satu pun anak-anaknya tidak ada yang mengenyam pendidikan karena keterbatasan biaya yang mereka miliki.
''Mereka semua mau sekolah. Tapi tak bisa sekolahkan. Rumah yang kami tempati ini saja nyewa perbulan Rp200 ribu,'' lanjutnya.
Sementara bantuan dari Pemkab Inhil, dikatakan sang ibu pernah sekali ia dapatkan. Sedangkan untuk yang lain, biasanya hanya beras miskin yang ia dapatkan dari Ketua RT setempat.
Ditengah hidup yang serba kekurangan tersebut, Nurita mengaku tidak memiliki banyak keinginan, ia hanya ingin anak-anaknya bisa mengenyam pendidikan.
"Seandainya bisa dibantu, saya ingin mereka semua bisa sekolah," harapnya. ***
Sumber: goriau.com
Berita Lainnya +INDEKS
PGRI Cabang Selayar Gelar Hari Kedua Perlombaan Seni dan Keterampilan.
TRANMEDIARIAU.COM, Lingga — Memasuki hari kedua, Persatuan Guru Republik Indon.
PGRI Cabang Kecamatan Selayar Meriahkan Hari Guru Nasional dengan Upacara dan Pawai Akbar.
TRANSMEDIARIAU.COM, Lingga – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Cabang K.
PGRI Cabang Kecamatan Selayar Hadiri Dua Agenda Besar HUT PGRI ke-80 di Dabo Singkep.
TRANSMEDIARIAU.COM, Lingga – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Cabang K.
Siswa SMKN 6 Batam Arvin Max Patty Terpilih Jadi 1 dari 50 Delegate Fully Funded di Ajang Nasional Festival Pelajar Unggulan Leader Forum 2025 Universitas Indonesia
TRANSMEDIARIAU.COM - Nama saya Arvin Max Patty, siswa kelas 10 jurusan Teknik Pe.
PGRI Cabang Kecamatan Selayar Melaksanakan Konferensi untuk Pilih Pengurus Baru Masa Bakti 2025-2030.
TRANSMEDIARIAU.COM, Lingga - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan .







