Desak Tindak Mafia BBM Subsidi, Sistem QR Code Dinilai Jadi Peluang Mengeruk Keuntungan

MANDAU, TRANSMEDIARIAU. COM - Mafia penyelewengan bahan bakar minyak (BBM) subsidi terus memperbarui praktik curang menyesuaikan kebijakan pemerintah.
Sistem QR Code yang diterapkan untuk mendapatkan BBM subsidi disinyalir diakali untuk mengeruk keuntungan dari kucuran anggaran minyak tersebut.

Aparat penegak hukum didesak menindak tegas oknum pengelola stasiun bahan bakar umum (SPBU) dan pengetap bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang disinyalir memanfaatkan modus itu.

Antrian pelansir-pelansir yang membeli BBM subsidi jenis bio solar, menimbulkan kemacetan yang panjang. Mobil truk butut yang didorong pun ikut antri di pinggir jalan. Kondisi demikian juga rawan kecelakaan.

Salah satunya di SPBU Hang Tuah  Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, terlihat antrian puluhan kendaraan colt diesel, L300, silih berganti keluar masuk SPBU untuk melansir BBM jenis bio solar, Kamis, 20November 2025 sekira pukul 09.45 WIB.

Melihat kondisi tersebut, aparat kepolisian melalui Unit Sat Lantas Polres Bengkalis langsung turun ke lokasi, mengurangi kemacetan serta memantau pembelian BBM di SPBU tersebut.

Barcode (QR Code) saat ini menjadi alat transaksional oknum SPBU dengan oknum pelangsir. Di mana diduga satu orang bisa memiliki beberapa barcode (QR Code) untuk mengisi solar maupun pertalite di SPBU. Praktik ini hampir terjadi di seluruh SPBU di Duri.

"Di mana penegak hukum dan Pertamina dalam kondisi seperti ini?," kata salah seorang warga yang antri pengisian pertalite sepeda motornya.

Dia juga menyoroti keberadaan Pertamina yang seolah tutup mata terhadap distribusi BBM subsidi yang dimanfaatkan sejumlah orang.
”Kami harapkan Kapolres Bengkalis menertibkan pelangsir ini. Termasuk apabila ada oknum tertentu yang terima upeti agar ditindak,” ucapnya. (Vero)