Pilihan +INDEKS
Pilihan Curhat Habis-Habisan Petani Sawit Di Rembug Nasional

TRANSMEDIARIAU.COM, Petani Kelapa Sawit mengeluhkan harga sawit yang rendah. Petani menerima harga tanda buah segar (TBS) jauh dibawah harga yang sudah ditetapkan.
Oleh karena itu, persoalan rendahnya harga itu akan dibawa pada Rembug Nasional Petani Kelapa Sawit Indonesia, yang dijadwalkan 28-30 Oktober 2018 di Jakarta.
Ketua Serikat Petani Kelapa Sawit Kabupaten Sanggau, Darius menuturkan, harga sawit yang diterima di tingkat petani selalu di bawah harga yang ditetapkan pemerintah.
"Tahun ini paling sulit untuk petani sawit di Kabupaten Sanggau, yang paling berat adalah penurunan harga tandan buah segar (TBS) di petani yang terjadi dari bulan Juni sampai saat ini masih berlangsung. Harga TBS dikeluarkan Dinas Perkebunan di antara Rp 1.010-1.35 per kilogram, tetapi harga yang diterima oleh petani sawit di bawah harga yang ditetapkan ini," jelas Darius, dalam keterangan persnya kepada redaksi, Sabtu (20/10).
Menurut dia, persoalan harga yang rendah di tingkat petani disebabkan beberapa petani kesulitan menjual TBS secara langsung ke pabrik yang berada di sekitar kebun-kebun petani. Darius berharap, melalui Rembug Nasional Petani Kelapa Sawit Indonesia kiranya persoalan-persoalan mereka bisa mendapatkan solusi.
Dia pun menyampaikan, rembug itu sangat disambut baik petani-petani sawit di Kabupaten Sanggau. Perkiraaan dia, pertemuan itu akan menjadi forum besar yang melibatkan semua kalangan, termasuk pemerintah. Sehingga, diharapkan bisa mencari solusi atas persoalan petani sawit, seperti harga TBS yang semakin hari meresahkan petani.
"Petani sawit tidak bisa lagi mengelola kebun sawit maksimal karena untuk membeli pupuk saja saat ini sudah sulit, maka perlu segera ada perhatian dari pemerintah," ujarnya.
Dari Kabupaten Sanggau, dia mengatakan akan ada sekitar 30 orang petani akan hadir dalam acara Rembug Nasional Petani Kelapa Sawit Indonesia.
Menurut dia, Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2018 Tentang Penundaan Dan Evaluasi Perizinan Perkebunan Kelapa Sawit Serta Peningkatan Produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit, patut diapresiasi.
“Kebijakan itu kami sambut baik. Sekaligus kami berharap melalui kebijakan ini pemerintah serius menjalankannya," ujarnya.
Dia juga berharap, terbitnya Inpres itu tidak sekedar menyusun tata kelola sawit yang baik, tetapi harus menyelesaikan masalah petani, harga TBS, legalitas petani bagi petani yang belum ada dan petani dianggap dalam kawasan hutan.***
Sumber: rmol.co
Berita Lainnya +INDEKS
Bandel! Rumah Biliar di Pekanbaru Masih Beroperasi di Hari ke-6 Ramadan
PEKANBARU, TRANSMEDIARIAU.COM - Di tengah larangan yang telah dikeluarkan oleh K.
Unit Lantas Polsek Singingi Hilir Respon Cepat Atasi Kemacetan di Jalan Lintas Desa Sungai Paku
PEKANBARU, TRANSMEDIARIAU.COM - Unit Lalu Lintas (Lantas) Polsek Singingi Hilir .
Seorang Mahasiswa di Inhu Ditemukan Tewas Gantung Diri
TRANSMEDIARIAU.COM, INHU - Seorang laki-laki ditemu.
Tak Butuh Waktu Lama, Polisi Berhasil Ringkus Pelaku Pembunuhan IRT di Teluk Nayang
ROHIL, TRANSMEDIARIAU.COM - Tak butuh waktu lama dan cukup satu jam saja, .
Kampung Tanjung Dua Peringati Isra' Mi'raj dengan Membaca Hikayat Nabi Muhammad SAW.
TRANSMEDIARIAU.COM, Lingga - Masyarakat Kampung Tanjung Dua desa Selayar Kecamat.
Setelah Tiga Hari, Mahasiswa UIN Suska Pekanbaru yang Tenggelam di Sungai Gansal Akhirnya Ditemukan
TRANSMEDIARIAU.COM, INHU – Setelah tiga hari berj.