Pilihan +INDEKS
Fantasi sedarah bukti rusaknya moral generasi buah dari sistem kapitalisme
TRANSMEDIARIAU.COM - Baru-baru ini, jagat media sosial dihebohkan dengan kemunculan sebuah grup Facebook bernama Fantasi Berdarah, yang memiliki lebih dari 32.000 anggota. Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Sungguh miris membaca dan mendengar isi pesan yang beredar dalam grup tersebut. Di sana, banyak unggahan anggota yang mengarah pada tindakan asusila, bahkan mengungkapkan ketertarikan seksual terhadap anggota keluarga sendiri.
Yang lebih mengejutkan, sosok ayah yang seharusnya menjadi pelindung, penjaga, dan penyayang—terutama bagi anak perempuannya—justru menjadi pelaku utama dalam kasus ini. Fenomena ini menunjukkan betapa rapuhnya lingkungan keluarga saat ini, yang seharusnya menjadi tempat paling aman bagi anak-anak, justru menjadi tempat yang mengancam kesehatan mental mereka.
Peran ayah sangat penting dalam pembentukan kepribadian dan ketahanan mental anak. Ia seharusnya menjadi benteng dari segala bentuk ancaman, termasuk predator seksual. Namun kenyataannya, predator itu justru berasal dari dalam rumah sendiri. Padahal, keluarga semestinya menjadi tempat anak pulang, tempat yang menghadirkan rasa aman dan nyaman.
Kasus kekerasan dan pelecehan seksual dalam lingkup keluarga seakan tak ada habisnya. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Ini merupakan akibat dari kerusakan moral individu yang tidak memiliki ketakwaan kepada Allah. Ketika akidah tidak tertanam kuat, rasa takut kepada azab Allah pun hilang, hingga manusia bertindak seperti binatang yang tak memiliki akal. Keluarga yang seharusnya menjadi pelindung justru berubah menjadi ancaman.
Mirisnya, kondisi moral masyarakat di negeri ini, khususnya dalam ranah keluarga, semakin memburuk. Kejahatan seksual di lingkungan keluarga terus meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini diperparah oleh kurangnya pemahaman orang tua terhadap agama, ketidaksanggupan dalam mendidik anak-anaknya menjaga batasan, serta minimnya kontrol sosial dalam menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.
Negara pun seolah abai dalam menjalankan perannya. Padahal, negara memiliki kewajiban untuk meriayah (mengurus) rakyat dan menegakkan syariat yang dapat menjadi benteng moral masyarakat. Namun kenyataannya, sanksi yang diberikan terhadap pelaku kejahatan tidak menimbulkan efek jera, sehingga kasus-kasus serupa terus berulang tanpa solusi yang nyata.
Islam telah memberikan solusi atas setiap permasalahan kehidupan. Islam menjaga agar individu senantiasa taat terhadap syariat, menjadikan akidah Islam sebagai standar kehidupan. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita kembali menerapkan hukum-hukum Islam secara menyeluruh di bawah naungan sistem Islam, demi membentuk masyarakat yang berakhlak mulia dan bebas dari kejahatan moral.
Penulis: Sindi RRahmalia
Berita Lainnya +INDEKS
PT SPR Raih Golden Thropy Top BUMD Award dan Gubri Raih Top Pembina BUMD Award 2025
PEKANBARU, TRANSMEDIARIAU.COM - PT Sarana Pembangunan Riau (PT SPR) raih penghar.
Walikota Pekanbaru Agung Nugroho Perintahkan TPP dan THR ASN Dicairkan Hari Ini 100 Persen
PEKANBARU, TRANSMEDIARIAU.COM - Kabar gembira untuk seluruh Aparatur Sipil Negar.
Wabup Rohil Jhony Charles Dorong Sinergi OPD dan Optimalisasi Investasi untuk Pembangunan Daerah
ROHIL, TRANSMEDIARIAU.COM - Wakil Bupati Rokan Hilir, Jhoni Charles, BBA, M.
Optimalisasi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan di Kabupaten Rokan Hilir Masih Rendah, Pemda Rohil Dorong Solusi Konkret
ROHIL, TRANSMEDIARIAU.COM - Tingkat kepesertaan program Jaminan Sosial Ketenagak.
Pulang Kampung, Gubri Abdul Wahid: Dari Kuli Bangunan Hingga Gubernur Riau, Kisah Inspiratif dari Desa Simbar
INHIL, TRANSMEDIARIAU.COM - Desa Sungai Simbar, Kecamatan Kateman, Kabupaten Ind.
Akses Ekonomi Riau Utara Dibuka: Gubri Rencanakan Bangun Jalan Guntung-Simbar-Mandah
PEKANBARU, TRANSMEDIARIAU.COM - Gubernur Riau (Gubri.







