Pilihan +INDEKS
Harga CPO Berpotensi Lanjutkan Tren Bullish pada Pekan Ini

TRANSMEDIARIAU.COM - Harga crude palm oil (CPO) diprediksi akan terus mengalami tren bullish pada pekan ini.
Menurut Research and Development ICDX Girta Yoga, beberapa faktor yang memengaruhi tren ini antara lain kondisi di negara penghasil utama, khususnya terkait kebijakan ekspor dan biodiesel mandatori, kondisi di negara pengimpor utama seperti India dan China, serta perkembangan pasar minyak kedelai.
Yoga menjelaskan, pasokan CPO di pasar global semakin ketat setelah data terbaru dari Malaysia menunjukkan adanya penurunan produksi sebesar 4% selama periode 1-15 September. Di samping itu, produksi CPO di Indonesia yang merupakan produsen terbesar dunia juga diperkirakan akan turun sebesar 1 juta ton pada tahun ini yang dipengaruhi oleh produktivitas.
"Selain itu, stagnasi lahan perkebunan dan peningkatan konsumsi domestik akibat kebijakan biodiesel mandatori turut menjadi faktor pendukung," kata Yoga, dikutip dari Investor Daily, Senin (23/9/2024).
Menurut Yoga, permintaan dari China berpotensi naik menyusul rencana pemerintah Indonesia untuk menurunkan bea ekspor CPO pada awal Oktober. Namun, permintaan dari India diperkirakan akan menurun karena kebijakan baru pemerintah India yang menaikkan pajak impor minyak nabati dan CPO hingga 20%.
Meski begitu, harga minyak kedelai juga diprediksi akan tetap bullish. Faktor utama yang mendorong harga minyak kedelai adalah gangguan transportasi akibat kekeringan parah, yang membuat permukaan air di Sungai Parana, jalur ekspor bagi sekitar 80% minyak nabati dan biji-bijian dari Argentina, hampir mencapai titik terendah.
Selain itu, laporan terbaru WASDE memperkirakan produksi kedelai di Amerika Serikat akan turun sebanyak 3 juta bushel.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Yoga memperkirakan harga CPO pada pekan ini berpotensi mencapai level resistance di kisaran 4.000-4.150 ringgit Malaysia per ton. Apabila ada katalis negatif, harga CPO kemungkinan akan turun menuju level support di sekitar 3.900-3.750 Ringgit Malaysia per ton.
Pada pekan lalu, harga CPO bergerak bullish dengan kenaikan sebesar 3,59%. Sepanjang September hingga akhir pekan ketiga, harga CPO tercatat menguat tipis sebesar 0,43%. Secara year to date (ytd), harga CPO mengalami peningkatan sebesar 7,92%.
Berita Lainnya +INDEKS
Kasmarni dan Bagus Santoso Resmi Bupati dan Wakil Bupati Bengkalis Periode 2025 -2030
JAKARTA,TRANSMEDIARIAUcom - Bupati dan Wakil Bupati Bengkalis Kasmarni dan Bagus Santoso, dilanti.
Menteri Imipas - PP IWO Gelar Pertemuan, Bahas Edukasi WBP Hingga Rekernas
TRANSMEDIARIAU.COM - Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Menteri Imipas), Jendr.
Gubernur Bengkulu Kenakan Rompi Polantas Saat OTT, Ini Alasan KPK
TRANSMEDIARIAU.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (K.
Lapor Mas Wapres, Layanan Pengaduan Masyarakat dari Gibran Resmi Beroperasi Hari Ini
TRANSMEDIARIAU.COM - "Lapor Mas Wapres" menjadi sala.
PLN UIP MPA Lakukan Pembangunan Ambon-2 Gas Engine Power Plant 50 MegaWatt
TRANSMEDIARIAU.COM - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Maluku dan Papua (U.