Pilihan +INDEKS
Ekowisata Mangrove Sungai Liong, Peluang Baru untuk Pengembangan Pariwisata di Bengkalis
PEKANBARU, TRANSMEDIARIAU.COM - Ekowisata Mangrove Sungai Liong di Desa Bantan Tengah kini menjadi sorotan sebagai potensi baru dalam sektor pariwisata di Bengkalis. Lokawisata inir diresmikan pada 30 September 2024.
Ekowisata Mangrove Sungai Liong di Desa Bantan Tengah ini tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui pengembangan ekonomi berkelanjutan.
Hutan mangrove yang menjadi daya tarik utama di lokasi ini berperan penting dalam melestarikan ekosistem pesisir. Menghadirkan berbagai aktivitas wisata seperti pengamatan flora dan fauna, trekking, dan edukasi lingkungan.
Ekowisata Mangrove Sungai Liong diharapkan dapat menarik perhatian wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam sambil berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
Dengan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Bengkalis dan kolaborasi dengan masyarakat setempat, ekowisata ini berpotensi menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan lokal, dan mempromosikan kesadaran lingkungan di kalangan pengunjung.
Staf Ahli Bupati Bengkalis, Johansyah Syafri, menekankan pentingnya pengelolaan yang baik untuk memaksimalkan dampak positif pariwisata ini.
“Jika dikelola dengan baik, Ekowisata Mangrove Sungai Liong bisa meningkatkan kunjungan wisatawan dan pertumbuhan ekonomi lokal yang inklusif,” ujarnya dikutip Rabu (2/10/2024).
Ia juga menambahkan bahwa keberadaan ekowisata ini dapat memperkuat komitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan, yang pada gilirannya akan menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
Dalam konteks yang lebih luas, keberadaan Ekowisata Mangrove Sungai Liong merupakan langkah strategis dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di Riau, sekaligus mendukung visi Kabupaten Bengkalis untuk menjadi destinasi wisata unggulan.
Dengan menawarkan pengalaman yang edukatif dan interaktif, ekowisata ini diharapkan dapat menarik minat wisatawan, sekaligus memberikan manfaat langsung bagi masyarakat setempat.
Penerapan konsep ekowisata yang berkelanjutan ini menciptakan harapan baru bagi pengembangan pariwisata di Riau. Di mana wisatawan tidak hanya berlibur, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian alam dan kesejahteraan komunitas lokal.
"Ekowisata Mangrove Sungai Liong adalah contoh nyata bagaimana pariwisata dapat menjadi pendorong perubahan positif bagi lingkungan dan masyarakat," tandasnya. (MC Riau)
Berita Lainnya +INDEKS
58 Tahun Sambu Group: Menjaga Warisan, Menguatkan Ekosistem Kelapa Indonesia
TRANSMEDIARIAU.COM - Berdiri sejak 1967 di Indragiri Hilir, Riau, tak terasa Sam.
Dampak Banjir Sumatra, Harga Sembako Inhil Melonjak Drastis
TRANSMEDIARIAU.COM - Bencana banjir bandang yang melanda di tiga provinsi, Aceh,.
Dr. Ahmad Rifai: Pinjaman Rp 200 Miliar Daerah Boleh, Asal Nilai Plus dan Risiko Dipetakan Jelas
TRANSMEDIARIAU.COM - Rencana Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) untuk .
Hilirisasi Kelapa Inhil di Persimpangan Jalan. Klaim atau realita?
TRANSMEDIARIAU.COM - Keputusan kementerian yang membatalkan atau mengalihkan pro.
Potensi Besar, Nilai Kecil: Paradoks Kelapa Inhil yang Harus Diakhiri
TRANSMEDIARIAU.COM - Indragiri Hilir (Inhil), Riau, selama puluhan tahun dikenal.
DPRD Kepri, ESDM, dan F-PETIR, Bahas Legalitas Tambang Timah Rakyat di Lingga.
TRANSMEDIARIAU.COM, Lingga — Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Ke.




.jpeg)


